PENDALAMAN MATERI
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Macam Macam Simbiosis dan Contohnya
Macam
Macam Simbiosis adalah Bentuk interaksi makhluk hidup yang erat
hubungannya antara dua individu yang berbeda jenis disebut dengan
simbiosis. Kata simbiosis sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu sym
artinya dengan, dan biosis artinya kehidupan. Makhluk hidup yang
bersimbiosis disebut simbion. Simbiosis dalam suatu ekosistem disuatu
lingkungan hidup dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu
simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme, simbiosis mutualisme,
simbiosis netralisme, simbiosis amensalisme, dan simbiosis kompetisi.
1. SIMBIOSIS PARASITISME
Macam
macam simbiosis yang pertama adalah Parasitisme adalah hubungan antara
organisme yang berbeda spesies jika salah satu organisme menempel pada
organisme lain dan mengambil makanan dari hospes atau inangnya sehingga
merugikan inang. Parasitisme merupakan hubungan dimana pihak yang satu
mendapatkan keuntungan dan pihak lainnya mengalami kerugian. Keuntungan
yang diperoleh berupa makanan dan perlindungan sedangkan makhluk hidup
yang ditumpanginya (hospes/inang) merasa rugi karena sari makanannya
diambil, bahkan mungkin dibunuh oleh parasit itu. Parasit adalah
organisme yang hidup di dalam tubuh makhluk hidup lainnya dan mengambil
nutrisi / sari-sari makanan dari makhluk yang ditempelnya.
Beberapa contoh simbiosis parasitisme sebagai berikut :
Tanaman
Benalu dengan Pohon Mangga (Inangnya), Penjelasannya : tanaman benalu
akan mendapatkan sari makanan dan inangnya akan diambil sari-sari
makanannya sehingga tanaman benalu mendapatkan keuntungan sari-sari
makanan dan inangnya (tanaman yang ditumpangi) akan mengalami kerugian
karena sari-sari makanannya diambil. Organisme yang mendapat keuntungan
seperti ini disebut parasit, sedangkan organisme yang dirugikan disebut
inang. Organisme parasit dapat hidup pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Hasil gambar untuk pohon mangga dan benalu
Cacing
Perut dan Cacing Tambang yang Hidup Di Dalam Usus Manusia, Penjelasan :
Cacing perut dan cacing tambang akan mengambil sari-sari makanan yang
ada dalam usus manusia dan manusia sendiri diambil sari-sari makanannya
sehingga cacing perut dan cacing tambang akan mendapatkan keuntungan
yaitu sari-sari makanan dan manusia akan mengalami kerugian karena
sari-sari makanannya diambil.
Tali
Putri dengan Tanaman Beluntas (Inangnya), Penjelasannya : tali putri
akan mendapatkan sari-sari makanan dan inangnya diambil sari makanannya
sehingga tali putri akan mendapatkan keuntungan yaitu sari-sari makanan
dan inangnya (tanaman yang ditumpangi) akan mengalami kerugian karena
sari-sari makanannya diambil. Tali putri tidak dapat membuat makanannya
sendiri sehingga dia menyerap sari-sari makanan yang dibuat oleh tanaman
beluntas. Lama kelamaan tanaman beluntas akan mati karena makanannya
selalu diambil secara terus-menerus.
Bunga
Rafflesia dengan Inangnya, Penjelasannya : bunga rafflesia akan
mendapatkan sari-sari makanan dan inangnya diambil sari-sari makanannya
sehingga bunga rafflesia akan mendapatkan keuntungan yaitu sari-sari
makanan dan inangnya (tanaman yang ditumpangi) akan mengalami kerugian
karena sari-sari makanannya diambil.
Plasmodium
dengan Manusia, Penjelasannya : plasmodium penyebab malaria hidup dalam
hati manusia dan sel-sel darah merah, malaria menyebar dari manusia ke
manusia oleh nyamuk dan menjadikan malaria ini sebagai salah satu
penyakit menular.
Taenia
atau Cacing Pita dengan Manusia, Penjelasannya : taenia hidup dalam
tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit pada tubuh manusia yang
dikenal dengan istilah taeniasis dan sistiserkosis. Taeniasis adalah
penyakit akibat parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam genus
taenia yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya.
Taeniasis pada manusia disebabkan oleh spesies taenia solium atau
dikenal dengan cacing pita babi, sementara taenia saginata dikenal
dengan nama cacing pita sapi. Sistiserkosis pada manusia adalah infeksi
jaringan oleh bentuk larva taenia (sistiserkus) akibat termakan telur
cacing taenia solium (cacing pita babi). Cacing pita babi dapat
menyebabkan sistiserkosis pada manusia, sedangkan cacing pita sapi tidak
dapat menyebabkan sistikorsis pada manusia.
2. SIMBIOSIS KOMENSALISME
Komensalisme
merupakan hubungan antar dua organisme yang berbeda spesies dalam
bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan. Salah satu
spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan itulah dinamakan
komensalisme. Pada hubungan ini kedua pihak saling bekerjasama.
Beberapa contoh simbiosis komensalisme sebagai berikut bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari :
Ikan
Remora (Echeneida sp) dengan Ikan Hiu, Penjelasannya : ikan remora akan
hidup menempel dengan ikan hiu. Selain ikan remora mudah memperoleh
makanannya dengan cara mendapatkan sisa-sisa makanan dari ikan hiu,
mereka juga akan terlindungi dari predator yang akan memangsanya karena
berada berdampingan dengan ikan hiu kemanapun berada. Ikan hiu tidak
merasa terganggu dengan kehadiran ikan remora.
Ikan
Remora (Echeneida sp) dengan Ikan Pari (Himantura undulata),
Penjelasannya : sama halnya dengan pola interaksi dengan ikan hiu, ikan
remora juga menempel pada ikan pari dengan menggunakan sirip punggung
yang telah berubah menjadi alat pengisap, jika ikan pari memperoleh
mangsa maka ikan remora akan memperoleh sisa-sisa makanan yang menempel
pada ikan pari, sedangkan ikan pari tidak diuntungkan ataupun dirugikan
dengan keberadaan ikan remora.
Anggrek
/ Tumbuhan Paku dan Pohon yang Ditumpanginya, Penjelasannya : anggrek /
tumbuhan paku hanya menggunakan batang pohon yang ditempelinya sebagai
tempat hidup. Sedangkan tumbuhan yang ditempeli tidak akan dirugikan,
karena anggrek tidak mengambil sari-sari makanan yang berada pada
tumbuhan inangnya tersebut.
Tumbuhan
dengan Serangga / Laba-Laba, Penjelasannya : serangga / laba-laba
memanfaatkan tumbuhan sebagai tempat berlindung dari musuhnya, angin,
ataupun hujan. Sedangkan tumbuhan yang dijadikan tempat berlindung oleh
serangga / laba-laba tidak akan dirugikan, karena tidak ada apapun yang
diambil oleh serangga / laba-laba dari tumbuhan yang dijadikan tempat
berlindungnya itu
Jamur
Saprofit, Penjelasannya : jamur saprofit hidup pada bahan organik yang
telah mati / membusuk. Jamur saprofit merupakan tumbuhan yang tidak
memiliki klorofil. Tumbuhan ini hidup pada hasil perombakan atau
pelapukan jasad lain. Karena tidak mempunyai klorofil, maka jamur
saprofit tidak mampu berasimilasi dan perlu mendapatkan zat organis yang
telah di bentuk oleh jasad-jasad lain sehingga tumbuhan ini bisa hidup
tanpa merugikan pihak lainnya.
Tumbuhan
Sirih (Piper betle) dengan Tumbuhan Inangnya, Penjelasannya : tumbuhan
sirih akan merambat mengikuti tanaman inangnya untuk memperoleh sinar
matahari yang berguna untuk proses fotosintesis, sedangkan tumbuhan
inangnya tidak memperoleh pengaruh apapun serta tidak dirugikan.
Udang
(Lysmata grabhami) dengan Mentimun Laut (Cucumaria frondosa),
Penjelasannya : udang bertahan hidup dengan cara menunggangi mentimun
laut. Selain mudah untuk mendapatkan makanan dengan mengambil sisa-sisa
makanan dari mentimun laut, udang juga bisa berlindung dari para
pemangsa yang berada di sekelilingnya. Tetapi mentimun laut tidak
diuntungkan ataupun dirugikan dengan adanya keberadaan udang.
Ikan
Goby dengan Bulu Babi (Echinus esculentus), Penjelasannya : untuk
bertahan hidup ikan goby bersembunyi di antara celah-celah bulu babi
yang beracun untuk melindungi tubuhnya yang berukuran kecil dari
serangan predator yang akan memangsa, sedangkan bulu babi tidak
diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan ikan goby.
Bakteri
Pembusuk Dalam Usus Manusia, Penjelasannya : bakteri-bakteri pembusuk
yang hidup pada usus besar manusia secara langsung menyerap zat-zat
makanan yang sudah tidak dicerna oleh tubuh manusia untuk bertahan
hidup. Dalam hal ini, bakteri tersebut menjalankan contoh simbiosis
komensalisme karena ia mendapatkan keuntungan, tetapi manusia yang
ditumpanginya tidak mendapatkan pengaruh apapun.
Penjelasannya
: secara tidak langsung ikan badut akan terlindung dari pemangsa di
sekelilingnya karena hidup di antara tentakel-tentakel anemon sehingga
ikan badut pun bisa bertahan hidup. Anemon mengeluarkan zat racun yang
dapat melukai ikan-ikan lain. Akan tetapi ikan badut tidak akan terluka
akibat zat racun yang dikeluarkan oleh anemon karena kulitnya
mengeluarkan lendir pelindung. Ikan badut akan terlindung dari musuhnya
sedangkan anemon tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan
ikan badut. Oleh karena itu interaksi ikan badut dan anemon laut juga
dapat digolongkan sebagai contoh simbiosis komensalisme.
Hasil gambar untuk Ikan Badut (Amphiprion percula) dengan Anemon Laut (Stichodactyla gigantea),
3. SIMBIOSIS MUTUALISME
Mutualisme
adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Dalam simbiosis mutualisme,
masing-masing simbion (organisme yang berinteraksi) memperoleh manfaat
dari interaksi yang dilakukan oleh keduanya.
Beberapa contoh simbiosis mutualisme sebagai berikut :
Myrmecodia
Echinata dengan Semut, Penjelasannya : myrmecodia (tumbuhan semut)
menghasilkan madu (nektar) yang akan dikonsumsi semut, sedangkan epifit
itu sendiri akan memperoleh mineral/ hara dari hasil pencernaan semut
dan limbah lainnya. Jadi bisa dikatakan kalau hubungan tersebut adalah
simbiosis mutualisme.
Tanaman
Kacang-Kacangan (leguminosae) dan Bakteri Rhizobium, Penjelasannya :
bakteri rhizobium hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
Jamur dengan Ganggang, Penjelasannya : bentuk simbiosis ini akan menghasilkan tumbuhan liken (lumut kertak).
Badak/Kerbau/Sapi
dengan Burung Jalak, Penjelasannya : tubuh badak/kerbau/sapi akan
terbebas dari kutu yang menempel ditubuhnya, karena dimakan oleh burung
jalak. Sehingga burung jalak mendapatkan makanan berupa kutu yang
menempel pada tubuh badak/kerbau/sapi. Terlihat jelas jika hubungan
tersebut saling menguntungkan.
Lebah
atau Kupu-Kupu dengan Bunga, Penjelasannya : lebah dan kupu-kupu
memperolah makanan dari madu yang dihisap dari bunga dan pada saat
penghisapan madu, mereka akan membantu proses penyerbukan bunga karena
pergerakan lebah atau kupu-kupu pada saat singgah dan hinggap di
bagian-bagian bunga secara tidak langsung akan membuat sebuah peristiwa
alami jatuhnya serbuk sari lalu menempel pada kepala putik sehingga
terjadi proses pembuahan sempurna pada bunga.
Ikan
Karnivora dengan Udang Pemakan Parasit, Penjelasannya : pada ikan
karnivora biasanya terdapat sisa-sisa makanan yang mudah ditempeli
parasit. Oleh karena itu, dengan adanya udang pemakan parasit, maka
secara tidak langsung udang akan memakan parasit-parasit yang ada di
mulut ikan karnivora sehingga parasit itu dapat berkurang.
Interaksi
Rayap dan Protista, Penjelasannya : interaksi rayap dan protista
tertentu juga merupakan contoh simbiosis mutualisme. Rayap dapat memakan
selulosa dari kayu-kayuan karena dalam ususnya terdapat protista.
Protista membantu rayap dalam mencerna selulosa, sedangkan rayap
menyediakan tempat tinggal bagi protista.
Kelelawar
Berbulu Wol dengan Kantung Semar, Penjelasannya : kelelawar berbulu wol
tinggal di tempat yang nyaman di sekitar tanaman kantung semar.
Keberadaannya itu membuat kantung semar memperoleh pupuk yang berasal
dari kotoran kelelawar yang kaya unsur nitrogen. Sehingga kantung semar
bisa tumbuh dengan subur.
Interaksi
Buaya dan Burung Plover, Penjelasannya : burung plover memiliki
kebiasaan memakan kotoran atau sisa makanan yang ada di gigi buaya.
Dengan kebiasaan burung plover tersebut, buaya secara tidak langsung
akan dapat terbebas dari penyakit mulut sedangkan burung plover
memperoleh makanan secara gratis.
Burung
Oxpecker dengan Zebra, Penjelasannya : burung oxpecker biasa memakan
kutu dan serangga lainnya yang menjadi parasit bagi tubuh zebra.
Sedangkan zebra memperoleh manfaat tubuhnya menjadi bersih dari kutu dan
parasit tersebut. Burung oxpecker juga menjadi sinyal pertanda bagi
zebra jika ada pemangsa datang. Saat singa atau harimau mengendap untuk
menerkam zebra, burung oxpecker akan berteriak dan menjerit.
Jaring-Jaring Makanan
10 Jenis Rantai Makanan di Lingkungan Alam ( Bukan Hanya yang ada di Sawah saja)
“Makan
untuk hidup”, inilah yang agaknya sangat cocok dengan prinsip yang
diusung oleh sebuah rantai makanan. Di mana antar makhluk hidup saling
bergantungan satu sama lain, sehingga sudah sangat biasa kalau hewan
makan tumbuhan, hewan makan hewan lain, dan manusia makan hewan serta
tumbuhan. Kalau selama ini yang kalian hafal pasti rantai yang ada di
sawah. Sudah sangat hafal kalau disuruh menyebutkan apa saja tokoh dalam
rantai makanan yang ada di sawah, karena memang paling mudah. Sejak
duduk di bangku SD pun macam-macam rantai makanan sudah diajarkan dan
yang ada di sawah menjadi salah satu contoh yang pertama kali
dikenalkan. Dari rantai makanan ini, banyak banget lho ternyata
macam-macam rantai makanan, mulai dari yang di sawah, di laut, di
sungai, di hutan, dan sebagainya. Bahkan juga darin rantai makanan ini
kalian mengenal jaring-jaring makanan serta piramida makanan.
Jaring jaring makanan
Secara
umum, istilah rantai makanan dihubungkan dengan perpindahan usaha atau
energi dari makanan dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain (
lebih tepatnya dari parasit ke pemangsa atau pemangsa ke saprofit).
Beda lagi kalau jaring-jaring makanan, karena istilahnya memang lebih
luas. Jaring-jaring makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antar
makhluk hidup. Jadi tokoh di dalam jaring-jaring makanan itu memiliki
tugas atau fungsi emmangsa serta harus siap dimangsa oleh tokoh atau
pelaku yang lainnya.
Di dalam jaring-jari makanan, ada rantai
makanan. Itulah yang harus tertanam dalam konsep yang kalian pelajari.
Soalnya bagi sebagian besar orang sangat sulit membedakan antara
keduanya kalau belum melihat gambar. Kalau dilihat dari gambarnya,
rantai makanan hanya dihubungkan oleh satu anak panah saja, yang artinya
hanya akan dimakan oleh makhluk hidup lain. Akan berakhir di pemangsa
paling besar di akhir rantai. Mirip prinsip rantai deh pokoknya. Pasti
akan berakhir di roncean paling belakang. Beda lagi kalau jaring-jari
makanan, rantainya nggak ada akhirnya. Jadi terus akan berlanjut sampai
tokoh-tokohnya habis satu-per satu. Yang menjadi tokoh atau pelaku
puncaknya justru bukan hewan yang paling besar, melainkan dekomposernya
atau hewan pengurai yang ada di tanah. Contohnya, kalau di rantai
makanan, rumput dimakan tikus, tikus di makan ular, ular dimakan elang.
Sudah berhenti sampai situ saja, karena elang akan pergi meninggalkan
tempat atau ekosistem tersebut. Jadi nggak mungkin dikejar lagi.
Sedangkan
di jaring-jaring makanan, elang tadi masih akan bisa dimakan oleh
dekomposer atau pengurai dari dalam tanah saat mereka kalah dari
musuhnya, sehingga mati dan tidak bisa terbang lagi. Otomatis akan jatuh
ke tanah dan membusuk. Bakteri mulai akan menguraikan jasadnya dan
menjadi pupuk kompos serta tambahan zat hara dalam tanah sehingga
menyuburkan rumput.
Contoh Rantai Makanan
Ada
tiga jenis tingkatan trofik di dalam rantai makanan secara umum, yakni
produsen, konsumen tingkat I dan konsumen tingkat dua. Namun bukan
berarti kalian harus menggunakan tiga makhluk hidup saja dalam menyusun
contoh rantai makanan. Itu hanya catatan prinsip saja. Akan beda lagi
kalau bentuknya Piramida makanan. Kalian bakalan lebih jelas mana yang
masuk tropik satu dan dua, atau yang masuk predator atau dekomposer.
Nggak perlu bingung. Yang terpenting tahu nama yang makan dan mana yang
dimakan agar ekosistem seimbang. Dimana tingkat trofik produsen adalah
tumbuhan atau makhluk yang bisa memproduksi makanan sendiri ( contoh
pada tumbuhan lewat proses fotosintesis). Kemudian untuk tingkat trofik
yang kedua adalah konsumen tingkat II yang berfokus pada hewan herbivora
atau hewan yang makan tumbuhan. Serta yang terakhir adalah hewan
karnivora dan omnivora yang berada di tingkat trofik Konsumen III.
1. Rantai Makanan Di Sawah
Contoh
yang ada di sawah ini adalah contoh yang paling mudah bagi kalian untuk
mencari atau menjelaskan. Dimana di sawah yang masuk dalam tingkat
trofik produsen sudah jelas padi. Selain padi, bisa juga rumput. Sudah
itu aja, nanti untuk makhluk yang masuk dalam tingkat trofik kedua dan
ketiga nggak lepas dari tikus, leang, belalang, ular, katak, serangga,
burung, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa contohnya :
1. Padi → Belalang → Burung Nuri → Manusia/ petani
2. Padi → Ulat → Burung Kolibri
3. Padi → Serangga → Katak → Ular → Elang
4. Rumput → Serangga → Tikus → Ular → Elang
Kalian
bisa menambahkan pengurai di tingkat trofik pada Konsumen III yang
diletakkan paling akhir, yakni dekomposer atau pengurai. Yang terpenting
adalah tanda panah (→) dalam rantai makanan nggak ditambahkan lagi di
paling akhir tingkat trofik yang mengarah kepada tingkat trofik
produsen, karena itu akan mengarah kepada jaring-jaring makanan.
2. Rantai Makanan Di Laut
Beda
ekosistem maka akan beda rantai makanan yang terjadi, kalau tokoh atau
pelaku yang di sawah mengarah kepada padi, tikus, dan lenag, maka yang
di laut mengarah atau identik dengan fitoplankton, zooplankton, pemangsa
atau predator, dan dekomposer atau pengurai.
Fitoplankton di
sini adalah tumbuhan yang tumbuh di laut. Bisa berupa terumbu karang
yang berdaun hijau sehingga jelas memiliki klorofil yang digunakan untuk
memasak makanannya sendiri karena memang sudah menjadi persyaratan
wajib di trofik pertama dalam rantai makanan.
kemudian yang
kedua adalah zooplankton yang tidak hanya mengarah kepada kata “zoo”
yang berhubungan dengan hewan saja, melainkan juga pada tumbuhan laut
yang tidak bisa memasak makanan sendiri. Kemudian yang jelas berhubungan
dengan hewan laut adalah bagian trofik predator atau pemangsanya.
Rantai makanan di laut berakhir pada dekomposer atau pengurai. Berikut adalah contoh-contohnya :
1. Plankton → ikan → manusia → pengurai
2. Energi matahari → alga → ikan kecil → ikan besar → pengurai
3. Energi matahari → fitoplankton → zooplankton → predator → pengurai
4. Plankton → ikan badut → ikan hiu → dekomposer
3. Rantai Makanan Di Sungai
Hampir
sama dengan rantai makanan di laut, prinsip yang ada di sungai ini juga
tidak lepas dari adanya fitoplankton ( tumbuhan hijau dalam air) dan
zooplankton ( hewan air ). Kalian nggak perlu bingung jiga buat mencari
contoh-contohnya.
Di sungai, akan muncul tumbuhan alga yang
bermacam-macam. Ikan-ikan kecil yang ada di sungai akan mendapatkan
makanan dari produsen tersebut. Ikan besar akan memangsa ikan-ikan
kecilnya.
Berikut adalah contoh rantai makanan di sungai yang bisa kalian jadikan referensi.
1. Matahari → alga → ikan wader → bangau → pengurai
2. Matahari → fitoplankton → kepiting → buaya → pengurai
3. Matahari → alga → ikan kecil → burung pelikan → pengurai
4. Matahari → fitoplankton → ikan → manusia
4. Rantai Makanan Di Hutan
Wah
tambah luas lagi nih contohnya. Kalian bakalan lebih paham lagi dengan
contoh-contoh serta jenis rantai makanan, karena di hutan adalah
ekosistem asli di bumi yang menaungi semua jenis makhluk hidup.
Untuk
bertahan hidup di hutan, makhluk hidup akan melakukan kegiatan makan
atau memangsa. Di mana hewan yang ada di sana membutuhkan makanan untuk
hidup. Bisa dari tumbuhan maupun hewan lainnya.
Di ekosistem
hutan inilah akan sangat mudah mencari contoh rantai makanan dan
jaring-jaring makanan yang lebih panjang soalnya banyak banget macam
hewannya dengan jenis makanan masing-masing.
Contoh rantai makanan di hutan adalah :
1. Rumput → kelinci → harimau → dekomposer
2. Rumput → tikus → ular → burung elang
3. Matahari → Tanaman → kambing → harimau → manusia
4. Rumput → belalang → burung → manusia
5. Rumput → kancil → harimau → manusia
6. Dedaunan → jerapah → singa → manusia
7. Matahari → tanaman hijau → ulat → burung → manusia
8. Rumput → ulat → burung → ular → elang → pengurai
5. Rantai Makanan Di Kebun
Kalian
pasti masih bertanya-tanya kok di dalam rantai makanan diawali dengan
matahari. Biasanya langsung produsennya. Itu hanya alternatif aja ya
bisa contohnya lebih lengkap. Jadi kalian tahu kalau produsesn sendiri
juga bergantung dari energi matahari.
Trus apa bedanya rantai
makanan di kebun dengan yang ada di sawah. Keduanya kan sama-sama lahan
yang dikelola atau diolah manusia. Yups, berikut adalah contoh-contohnya
sehingga kalian bisa langsung mendapat pencerahan.
1. Jagung → ayam → ular → elang → pengurai
2. Energi matahari → tanaman kebun → ulat → burut → manusia
3. Kedelai → ulat → ayam → musang → manusia
4. Kelapa → tupai → burung elang → dekomposer
Jadi
bisa diambil perbedaan dari rantai makanan di sawah dan di kebun yang
berasal dari jenis tanaman yang ditanam. Di mana kalau di sawah
produsennya adalah padi, kalau di kebun bisa jagung, kedelai, kelapa,
atau tanaman kebun yang lainnya.
6. Rantai Makanan Di Danau
Ada
banyak jenis danau yang ada di lingkungan sekitar. Dimana setiap
macamnya akan memberikan perbedaan ekosistem, sehingga makhluk hidup
yang masuk dalam siklus rantai makanan di setiap danau pun berbeda-beda.
Air
danau yang tidak berombak atau tidak deras, memungkinkan perbedaan
produsen dan konsumen yang hidup didalamnya. Berikut adalah contoh
rantai makanan di danau:
1. Fitoplankton → ikan → ular → burung → dekomposer
2. Energi matahari → fitoplankton → eceng gondok → manusia
3. Energi matahari → fitoplankton → zooplankton → larva → ikan kecil → manusia → dekomposer.
7. Rantai Makanan Di Kolam
Rantai
makanan yang terjadi di kolam buatan dan di kolam alami berbeda lho ya,
soalnya kalau di kolam buatan, manusia bisa menciptakan ekosistem air
yang diinginkan. Beda kalau di kolam alami yang memang ekosistemnya
terbentuk secara alami.
Berikut adalah contoh yang di kolam buatan :
1. Energi matahari → alga → ikan kecil → ikan nila → manusia
2. Fitoplankton → ikan cupang → ikan lele → manusia
3. Tumbuhan air → alga → ikan kecil → bulus
contoh yang di kolam alami :
Energi matahari Berikut adalah contoh yang di kolam buatan :
1. Alga → serangga air → katak → ular → elang → pengurai
2. Energi matahari → alga → ikan kecil → ikan besar → manusia
3. Energi matahari → tumbuhan laut → ikan kecil →manusia
8. Rantai Makanan Di Padang Rumput
Sabana
adalah nama lain dari padang rumput ini. Dimana ekosistem yang
terbentuk di sini adalah ekosistem yang alami. Produsennya memang
rumput, tetapi konsumennya banyak banget.
Hewan padang rumput
adalah para herbivora, seperti kambing, sapi, jerapah, zebra, domba,
kerbau, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kemudian yang menjadi
predatornya pun hampir semua macam hewan yang ada di hutan, karena
padang rumput berada di kawasan hutan.
Berikut adalah contoh rantai makanan di hutan :
1. Rumput → kambing → singa →dekomposer
2. Rumput → domba → harimau
3. Rumput → jerapah → singa → pengurai
4. Energi matahari → rumput → zebra → macan tutul → dekomposer
5. Rumput → gajah → manusia
9. Rantai Makanan Detritus
Jenis
rantai makanan yang satu ini adalah satu dari dua jenis rantai makanan
dari tipedasanya. Ada dua jenis rantai makanan yang ada di bumi, yakni
rantai makanan rumput dan rantai makanan detritus. Di mana detritus
sendiri berarti sisai.
Dari arti kata detritus itu sendiri,
arti dari rantai makanan detritus adalah rantai makanan yang tidak
diawali oleh trofik pertama yaitu produsen yang berupa tumbuhan,
melainkan diawali dengan detritivor atau dekomposer atau pengurai.
Beberapa
komponen yang wajib ada di dalam detritus adalah cacing, keluwing,
rayap, guguran daun kering, dan kemudian dimakan oleh konsumen satu yang
memang makanannya adalah detritus, seperti ayam, bebek, atau cacing
tanah.
Berikut adalah contoh rantai makanannya :
1. Cacing → ayam → manusia → pengurai
2. Guguran daun → cacing tanah → bebek → elang
3. Keluwing → ayam → manusia
4. Rayap → ayam → musang
10. Rantai Makanan Di Ekosistem Gurun
Panas,
gersang, dan berdebu, itulah tiga keadaan yang berkesan dari daerah
gurun. Di mana kalian pasti nggak akan menemukan kenyamanan sama sekali
di tempat ini. hehe. Biarkan unta saja yang menikmati ekosistem di sana.
Ternyata
rantai makanan juga berjalan juga lho di sana. Walaupun belum kepikiran
hewannya apa saja. Kalau tumbuhannya sih si kaktus. Hehe. Tapi jelas
banget lho harus ada rantai makanan di gurun buat bertahan hidup.
Berikut adalah contohnya :
1. Rumput → serangga v tikus → ular → elang
2. Energi matahari → kaktus → dekomposer
3. Tanaman gurun → laba-laba → tikus → ular → manusia
4. Rumput → unta → manusia
5. Energi matahari → tanaman gurun → unta → singa
Ternyata
banyak banget kan jenis rantai makanan yang ada di lingkungan sekitar
kalian. Jelas banget semua komponen atau pelaku yang ada di dalam rantai
makanan akan bergantung pada makhluk hidup yang ada di ekosistem
tersebut.
Ekosistem mempengaruhi kerja rantai makanan di
setiap tempat. Kalau ekosistemnya lengkap, maka rantai makanan akan
lebih panjang. Tapi kalau ekosistemnya sudah nggak lengkap, maka rantai
makanan akan terus berkurang komponennya. Bisa jadi malah hilang seiring
dengan hilangnya ekosistem.
Pelaku yang ada di sawah berbeda
dengan yang ada di kebun, dilalut, di sungai, atau yang di gurun. Bahkan
kalian pun mengenal tentang rantai makanan detritus yang mengubah
konsep sebelumnya.
SETELAH
KALIAN MENYIMAK MATERI DI ATAS SILAHKAN KERJAKAN TUGAS YANG DIBERIKAN,
KEMUDIAN KIRIM SCREENSHOOT HASIL KERJA KEPADA IBU GURU SAMPAI JAM 12.00
WIB !!!
MOHON UNTUK MENGUMPULKAN TEPAT WAKTU YA NAK!
Berikut Link untuk Pengerjaan LATIHAN SOAL
SELAMAT MENGERJAKAN dan SEMANGAT SELALU !!!
Assalamu'alaikum Pak Dyan...
Nama : Raja Ibnu Rusyd Tsani
Kelas : 6D
No absen : 26
Hadir...